Dibalik Penyadapan, Australia Incar Sumber Energi Indonesia


Australi incar sumber energy indonesia - Staf khusus Presiden Bidang Bencana Andi Arief mensinyalir penyadapan yang dilakukan Australia diduga ada agenda besar negara lain terhadap potensi energi di Indonesia

"Penyadapan politik bagian kecil dari penyadapan potensi energi yang akan diperebutkan ke depan. Kemarin di televisi saya menyaksikan periset asing adalah ujung tombak penyadapan informasi itu. Sudah lama bisik-bisik Australia mencium aroma uranium yang menggiurkan yang bisa jadi kita tidak tahu,"kata Andi Arief melalui pesan BBM, Kamis (21/11/2013)

Ditambahkannya dinamika riset di gunung Padang antara peneliti Independen dengan kemendikbud adalah gambaran kecil bahwa ilmu kebumian masih dianggap tidak begitu penting.

"Kita ngotot untuk "memenangkan" riset scientific melawan konservatisme sistem pendidikan indonesia agar tersadarkan bahwa ini sektor yang penting. Bukan hanya potensi arkeologi dan potensi kebencanaan, tetapi juga pada akhirnya potensi energi harus bangsa ini yang mampu memetakan untuk jangka pendek, menengah dan panjang," katanya.

Peta energi lama buatan Belanda dan kolonial perlahan harus diperbaharui oleh para ahli kita sendiri dan dapat menjadi sektor pertahanan negara di masa depan.

Mantan aktivis 1998 ini menambahkan pendiri GREAT ITB (pasca sarjana kebumian) pernah hadir diundang Jepang sebagai ahli dan menyaksikan bagaimana Jepang sudah memetakan peta energinya dan beberapa peta energi negara lain yang diperkirakan 50 tahun ke depan akan diperebutkan dengan perang.

Ada tiga hal yang menjadi rekomendasi pertemuan ahli kebumian tahun 2010. Pertama,diperlukan pembahruan peta gempa Indonesia yang sejak tahun 1980-an belum diperbaharui. 

"Ini menyangkut potensi kegempaan dan ketahanan kerentanan bangunan dll.Kedua, perlu dibuat pasca sarjana kebumian (kegempaan, gunung api dll) serta Pusat riset berskala internasional, mengingat kondisi objektif negara kita di daerah potensial bencana/energi yang cukup tinggi, "terang Andi Arif mantan aktivis yang pernah diculik rejim Orba. 

Ketiga, perlu dibentuk dewan kebumian Indonesia yang diharapkan memberikan assesment rutin terhadap perkembangan kebumian di Indonesia. Rekomendasi yang ketiga sampai hari ini belum bisa diwujudkan.

Rekomendasi kedua baru pasca sarjana kebumian di ITB yang sudah terrealisasi. Sedangkan pusat riset berskala internasional, meski sudah diinstruksikan langsung Mei lalu kepada mendikbud, namun sampai kini belum terwujud.
Rekomendasi pertama sudah di buat di tahun 2010.

Para ahli kita yang mengikuti benar bagaimana Jepang, Amerika,China, Australia, bahkan malaysia, dan Singapura memprioritaskan sektor kebumian dengan menyekolahkan para geologist secara besar-besaran di berbagai negara dan mendirikan pusat riset yang serius yang menampung geologist/geofisik dll dari negerinya sendiri maupun menawarkan para ahli dari negara lain bergabung.

Dari dunia kebumian dan kebencanaan inilah sebuah negara akan mendapatkan dua hal: potensi kebencanaan dan potensi energi. Sebagian negara memanfaatkan kelemahan Indonesia yang tidak segera menkonsolidasikan para ahlinya dengan menawarkan kerja sama berbagai riset di negara kita. Salah satunya adalah Australia.

Mungkin sabang sampai marauke sudah dijengkalkan para periset kebumian Australia. Bahkan peta gempa tahun 2010 saat dipaparkan cukup mengagetkan, 80 persen pendanaan di lakukan Australia.

Pasca sarjana Kebumian yang tidak diprioritaskan kemendikbud juga sebagian besar dananya dari Australia. Bukan rahasia umum BNPB juga mendapat back up dari Australia.

0 Response to "Dibalik Penyadapan, Australia Incar Sumber Energi Indonesia"

Post a Comment

about