Australia Defence says despite Indonesian ambassador leaving Canberra, 90 Indonesian air-force personnel are staying in Darwin for war exercises.
Bila menyangkut negara besar, memang susah untuk menyikapi kendati mereka melakukan kesalahan fatal. Kasus penyadapan yang dilakukan Australia merupakan contoh kongkritnya. Kita tegas, masih punya kepentingan, tidak tegas ini menyangkut kehormatan negara,
Bahkan Indonesia terkesan setengah hati. Bayangkan, di saat Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema sudah meninggalkan Canberra, hari ini kita masih melakukan gelar latihan perang bersama di Australia.
Rupanya, kasus penyadapan telepon Presiden SBY dan pejabat Indonesia lainnya tidak mempengaruhi pelaksanaan kerjasama militer kedua negara. Latihan militer bersama antara Australia dan Indonesia yang melibatkan jet-jet tempur kedua negara tetap digelar Selasa (19/11/2013) ini.
Di Darwin, Northern Territory, Sekitar 200 prajurit dari kedua negara ambil bagian dalam latihan bersandi Elang AusIndo tersebut.
Komandan Skuadron 75 Angkatan Udara Australia Peter Mitchell menekankan hubungan antara para pilot Angkatan Udara kedua negara sangat erat. “Kami tidak terlibat dalam urusan kebijakan dan isu diplomatik. Hubungan kami begitu eratnya, dan kami senang bekerja sama,” katanya.
Sementara itu pada saat bersamaan, Duta besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema sudah meninggalkan Canberra, Selasa (19/11/2013) pagi. Dia bertolak kembali ke Jakarta, menyusul terkuaknya penyadapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ibu negara Ani Yudhoyono, dan beberapa pejabat senior lain di Indonesia oleh intelijen Australia.
Seharusnya Nadjib mengisi acara di Brisbane, Queensland, pada Senin (18/11/2013). Namun, staf kedutaan memastikan pada Selasa pagi Nadjib sudah berada di Canberra dan bersiap kembali ke Jakarta
Bila menyangkut negara besar, memang susah untuk menyikapi kendati mereka melakukan kesalahan fatal. Kasus penyadapan yang dilakukan Australia merupakan contoh kongkritnya. Kita tegas, masih punya kepentingan, tidak tegas ini menyangkut kehormatan negara,
Bahkan Indonesia terkesan setengah hati. Bayangkan, di saat Dubes Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema sudah meninggalkan Canberra, hari ini kita masih melakukan gelar latihan perang bersama di Australia.
Rupanya, kasus penyadapan telepon Presiden SBY dan pejabat Indonesia lainnya tidak mempengaruhi pelaksanaan kerjasama militer kedua negara. Latihan militer bersama antara Australia dan Indonesia yang melibatkan jet-jet tempur kedua negara tetap digelar Selasa (19/11/2013) ini.
Di Darwin, Northern Territory, Sekitar 200 prajurit dari kedua negara ambil bagian dalam latihan bersandi Elang AusIndo tersebut.
Komandan Skuadron 75 Angkatan Udara Australia Peter Mitchell menekankan hubungan antara para pilot Angkatan Udara kedua negara sangat erat. “Kami tidak terlibat dalam urusan kebijakan dan isu diplomatik. Hubungan kami begitu eratnya, dan kami senang bekerja sama,” katanya.
Sementara itu pada saat bersamaan, Duta besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema sudah meninggalkan Canberra, Selasa (19/11/2013) pagi. Dia bertolak kembali ke Jakarta, menyusul terkuaknya penyadapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ibu negara Ani Yudhoyono, dan beberapa pejabat senior lain di Indonesia oleh intelijen Australia.
Seharusnya Nadjib mengisi acara di Brisbane, Queensland, pada Senin (18/11/2013). Namun, staf kedutaan memastikan pada Selasa pagi Nadjib sudah berada di Canberra dan bersiap kembali ke Jakarta
0 Response to "Dubes Cabut, Pesawat Tempur RI Masuk Australia"
Post a Comment